Setujukah Anda Jika Pelantikan Gubernur Riau & Wakil Gubernur Riau tidak dilaksanakan digedung DPRD Provinsi dan menghabiskan anggaran 1,7 M ?
Minggu, 02 Februari 2014
Sabtu, 01 Februari 2014
SETAN & ORGANISASI
Dari Sebuah Buku Bacaan
Alkisah Tuhan memanngil
para setan untuk menghadap. Didepan para setan Tuhan memberi teguran keras
karena mereka bertindak berlebihan terhadapa manusia. Gara-gara godaan setan
yang kelewat dosis, manusia mulai hidup berlebihan. Manusia tidak hanya suka berfoya-foya
diatas penderintaan sesama, lupa orang tua, tetangga, dan kemanusian, tetapi
yang lebih parah mereka sudah berani menghujat dan melupakan Tuhan.
Mendapat teguran keras
seperti itu para setan mengajukan protes atau keberatan. Mereka mengatakan
bukankah Tuhan sendiri yang menugaskan para setan untuk menggoda manusia yang
lemah. Kalau Tuhan sudah tidak menghendaki para setan menggoda manusia, mereka
akan menghentikan tugasnya.
Mendengar protes itu
Tuhan menyatakan bahwa benar tugas para setan memang untuk menggoda dan menguji
manusia. Namun, sejauh ini para setan dinilai sudah bertindak amat berlebihan.
Hal ini bisa dilihat dari semakin banyaknya manusia yang sudah melupakan Tuhan,
bertindak kejam pada sesama dan bahkan jauh lebih jahat bila dibandingkan
dengan para setan itu sendiri. Karena dianggap sudah berlebihan itulah para
malaikat mengajukan usul agar Tuhan menurunkan utusuan-nya ke dunia sehingga manusia punya bekal iman kuat dan
tidak mudah terkena godaan setan. Namun, sebelum utusan itu diturunkan, Tuhan
ingin mendengarkan pandangan para setan. Untuk itulah mereka dikumpulkan.
Mendengar rencana Tuhan
itu, mendadak ruangan menjadi bising. Hujan interupsi mewarnai pertemuan.
Intinya oara setan keberatan dengan rencana itu. Sebagai Maha Demokrat Tuhan Cuma
tersenyum tenang. Dengan penuh wibawa Tuhan mengingatkan para setan untuk tetap
tenang. Tuhan juga memberi waktu kepada setan untuk berunding secara internal
kemudian rapat pun diskors satu jam.
Setelah skors tersebut
dicabut, rapat dibuka kembali. Betapa kaget para malaikat yang ikut hadir dalam
rapat. Suasana telah burubah drastis. Bila semula rapat panas penuh interupsi
sekarang terlihat adem ayem saja. Bahkan, wajah para setan terlihat ceria tanpa
beban. Mereka tersenyum tanpa henti.
Tuhan yang memahami
perubahan ini hanya tersenyum saja. Sementara para malaikat bertanya-tanya. Kemudian
Tuhan bertanya kepada para setan apakah mereka tetap dan masih keberatan dengan
rencana menurunkan para utusan guna membela, mendampingi dan memperkuat iman
manusia?
Para malaikat menjadi
kaget kala para setan mempersilakan Tuhan melaksanakan rencana menurunkan para
utusan ke dunia itu sesegera mungkin. Dengan nada sombong para setan menyatakan
bahwa itu persoalan kecil yang gampang diatasi.
Tuhan yang Maha Tahu
sudah maklum dengan apa yang ada dalam benak para setan. Rapar pun kemudian
ditutup dan persiapan untuk menurunkan para utusan Tuhan ke dunia mulai
dilakukan. Para setan pun kembali ke pos mereka masing-masing.
Mendengar cerita
muridnya, sang guru tersenyum dan
bertanya, “Dari mana kamu dapat cerita itu? idemu sendiri?
“Bukan Guru, bukan ide
saya. Itu cerita teman saya. Dia sendiri juga mendapatkannya dari orang lain.
Apakah Guru pernah mendengar cerita itu?
“Belum pernah. Tapi,
meski ceritamu belum selesai, jangan kamu lanjutkan dulu. Aku mau mencoba
menebak jalan akhir cerita itu,” kata gurunya.
Seperti biasa kalau
sedang berpikir serius, Sang Guru menutup mata duduk didam dan sesekali
keningnya berkerut. Sang muridpun ikut diam dan menunggu dengan sopan.
Tiba-tiba Sang guru
bergumam, “Yang jelas para setan merasa tenang karena sudah menemukan cara
menangkal, Yah....yah....yah....cara menangkal, cara menangkal.”
Sang murid dengan sopan
tetap diam menunggu.
Setelah jeda sejenak,
sang guru kemudian membuka mata dan berkata, “Muridku, kalau aku tidak keliru,
para seta n itu menemukan cara menangkal dengan menggunakan politik fitnah dan
adu domba untuk mengotak-ngotakkan manusia. Meski manusia sudah mendapat bekal
penguatan dara para utusan Tuhan, namun karena sebagian besar dari mereka
dasarnya memang lemah, sombong, mau menang dan merasa benar sendiri, para setan
dengan sangat mudah mengadu domba mereka, baik antar individu maupun antar
kelompok.”
“wah, wah luar biasa.
Guru dapat dengan cepat menemukan esensi jawabanya. Ya, memang dari hasil
rembugan internal para setan saat rapat diskors, muncul ide untuk mengadu umat manusia lewat
organisasi. Kenyataan yang kini terjadi, mirip-mirip seperti itu. Bukan
sajaantar kelompok besar, tetapi antar kelompok kecil dalam kelompok besar.
Berbeda sedikit dalam hal pandangan, kecewa sedikit merasa lebih mampu, lebih
kaya, lebih hebat atau karena tidak lagi berkuasa, kalah dalam pertarungan
organisasi, lantas mereka membuat kelompok sendiri tak terima akan kekalahannya.
Jadi, setan telah menggunakan organisasi, yang tujuan sebenarnya dalah untuk
menyatukan, menjadi ajang baku hantam.”
Ha..ha..ha, meski agak
nakal dan tentu saja fiktif, namun cerita itu memang sangat cerdas, inspiratif
dan kontekstual. Si penggagas cerita sungguh-sungguh pandai dan telah
merenungkannya dalam-dalam, “komentar Sang guru bijak.
“Ya Guru. Itulah potret
riil kita saat ini. Ajaran yang mulia, oleh nafsu manusia, bisa diselewengkan
jauh dari hakikinya. Akhirnya ajaran yang semula diturunkan untuk kebaikan
manusia, malah acap kali disalahgunakan sehingga akhirnya menimbulkan persoalan
baru yang lebih rumit.”
“Organisasi bukanlah
tempat untuk bertikai hingga merusak ukhuwah. Organisai itu untuk berhimpun
mencapai tujuan. Organisasi itu alat perjuangan. Oleh karena ia adalah alat
perjuangan maka bukan menjadi tujuan. Ke Egoan dan keangkuhan hanya akan
menjadikan organisasi kerdil dan tak bermakna”
Salamat merenungkan !!!
Bahan
bacaan 5 matahari
Dibaca
dan ditulis oleh: Ary Nugraha S.IP